RACUN ALAMI PADA
TANAMAN PANGAN
Oleh :
ANANG BUDI PRASETYO,SP
BPP KECAMATAN GADING
I.
PENDAHULUAN
Racun adalah zat atau senyawa yang dapat masuk ke dalam
tubuh dengan berbagai cara yang menghambat
respons pada sistem biologis sehingga dapat menyebabkan gangguan kesehatan,
penyakit, bahkan kematian. Umumnya berbagai bahan kimia yang mempunyai sifat
berbahaya atau bersifat racun, telah diketahui. Namun, ti dak demikian halnya
dengan beberapa jenis hewan dan
tumbuhan, termasuk beberapa jenis tana man pangan yang ternyata dapat
mengandung racun alami, walaupun dengan kadar yang sangat rendah.
Tanaman pangan, yaitu
sayuran dan buah-buahan memiliki kandungan nutrien, vitamin, dan mineral
yang berguna bagi kesehatan manusia serta merupakan komponen penting untuk diet
sehat. Meskipun demikian, beberapa jenis sa yuran dan buah-buahan dapat
mengandung racun alami yang berpotensi membahayakan kesehatan manusia. Racun
alami adalah zat yang secara alami terdapat pada tumbuhan, dan sebenarnya
merupakan salah satu mekanisme dari tumbuhan tersebut untuk melawan serangan
jamur, sera ngga, serta predator. Yang dimaksud dengan tanaman pangan adalah
kelompok tanaman yang biasa dikonsumsi
sehari-hari oleh manusia.
Pada tulisan ini hanya akan dibahas mengenai racun alami
yang terkandung pada tanaman pangan dan cara mengolahnya agar bahaya keracunan
dapat dihindarkan. Dengan demikian tanaman pangan yang sangat dibutuhkan
kandungan nutrien, vitamin, dan mineralnya dapat tetap dikonsumsi dengan
terhindar dari kandungan racunnya.
II.
TANAMAN
PANGAN YANG MENGANDUNG RACUN
Banyak spesies tumbuhan di dunia tidak dapat dimakan
karena kandungan racun yang dihasilkannya. Proses domestikasi atau
pembudidayaan secara berangsur-angsur dapat menurunkan kadar zat racun yang
dikandung oleh suatu tanaman sehingga tanaman pangan yang kita konsumsi
mengandung racun dengan kadar yang jauh lebih rendah daripada kerabatnya yang
bertipe liar (wild type). Penurunan kadar senyawa racun pada tanaman yang telah
dibudidaya antara lain dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat tumbuhnya.
Karena racun yang dihasilkan oleh tanaman merupakan salah satu cara untuk
melawan predator, maka tidak mengherankan bila tanaman pangan modern jauh lebih
rentan terhadap penyakit.
Beberapa kelompok racun yang ditemukan pada tanaman yang
biasa kita konsumsi, ada beberapa yang larut lemak dan dapat bersifat
bioakumulatif. Ini berarti bila tanaman tersebut dikonsumsi, maka racun
tersebut akan tersimpan pada jaringan tubuh, misalnya solanin pada kentang.
Kadar racun pada tanaman dapat sangat bervariasi. Hal itu dipengaruhi antara
lain oleh keadaan lingkungan tempat tanaman itu tumbuh (kekeringan, suhu, kadar
mineral, dll) serta penyakit. Varietas yang berbeda dari spesies tanaman yang
sama juga mempengaruhi kadar racun dan nutrien yang dikandungnya.
Tabel
1. Contoh racun yang terkandung pada tanaman pangan dan gejala keracunannya
Racun
Terdapat pada tanaman Gejala keracunan
|
Fitohemaglutinin Kacang merah Mual, muntah, nyeri perut,
|
diare.
|
Glikosida
sianogenik Singkong, rebung, biji
buah-buahan (apel, aprikot, pir,
|
plum,
ceri, peach)
|
Penyempitan
saluran nafas,
|
mual,
muntah, sakit kepala.
|
Glikoalkaloid Kentang, tomat hijau Rasa
terbakar di mulut,
sakit
|
perut,
mual, muntah.
|
Kumarin Parsnip, seledri Sakit perut, nyeri pada kulit
|
jika
terkena sinar matahari.
|
Kukurbitasin Zucchini
Muntah, kram perut, diare,
|
pingsan.
|
Asam
oksalat Bayam, rhubarb, teh Kram, mual, muntah, sakit
|
kepala.
|
Racun
Terdapat pada tanaman Gejala keracunan
|
Fitohemaglutinin Kacang merah Mual, muntah, nyeri perut,
|
diare.
|
Glikosida
sianogenik Singkong, rebung, biji
buah-buahan (apel, aprikot, pir,
|
plum,
ceri, peach)
|
Penyempitan
saluran nafas,
|
III.
RACUN
ALAMI PADA TANAMAN PANGAN DAN PENCEGAHAN KERACUNANNYA
·1. Kacang
merah ( Phaseolus vulgaris )
Racun alami yang dikandung oleh kacang merah disebut fitohemaglutinin (
phytohaemagglutinin ), yang termasuk
golongan lektin . Keracunan makanan oleh
racun ini biasanya disebabkan karena konsumsi kacang merah dalam keadaan mentah
atau yang dimasak kurang sempurna. Gejala keracunan yang ditimbulkan antara
lain adalah mual, muntah, dan nyeri perut yang diikuti oleh diare. Telah dilaporkan
bahwa pemasakan yang kurang sempurna dapat meningkatkan toksisitas sehingga
jenis pangan ini menjadi lebih toksik daripada jika dimakan mentah. Untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya keracunan akibat konsumsi kacang merah,
sebaiknya kacang merah mentah direndam dalam air bersih selama minimal 5 jam,
air rendamannya dibua ng, lalu direbus dalam air bersih sampai mendidih selama
10 menit, lalu didiamkan selama 45-60 menit sampai teksturnya lembut.
2. Singkong
Singkong
mengandung senyawa yang berpotensi racun yaitu
linamarin dan lotaustralin.
Keduanya termasuk golongan glikosida sianogenik . Linamarin terdapat pada semua
bagian tanaman, terutama terakumulasi
pada akar dan daun. Singkong dibedakan atas dua tipe, yaitu pahit dan manis.
Singkong tipe pahit mengandung kadar racun yang lebih tinggi daripada tipe
manis. Jika singkong mentah atau yang dimasak kurang sempurna dikonsumsi, maka
racun tersebut akan berubah menjadi senyawa kimia yang dinamakan hidrogen sianida, yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan. Singkong manis mengandung sianida kurang dari 50 mg per
kilogram, sedangkan yang pahit mengandung sianida lebih dari 50 mg per
kilogram. Meskipun sejumlah kecil sianida masih dapat ditoleransi oleh tubuh,
jumlah sianida yang masuk ke tubuh tidak boleh melebihi 1 mg per kilogram berat
badan per hari.
Gejala
keracunan sianida antara lain meliputi penyempitan saluran nafas, mual, muntah,
sakit kepala, bahkan pada kasus berat dapat menimbulkan kematian. Untuk
mencegah keracunan singkong, sebelum dikonsumsi sebaiknya singkong dicuci untuk
menghilangkan tanah yang menempel, kulitnya dikupas, dipotong-potong, direndam
dalam air bersih yang hangat selama beberapa hari, dicuci, lalu dimasak
sempurna, baik itu dibakar atau direbus. Singkong tipe manis hanya memerlukan
pengupasan dan pemasakan untuk mengurangi kadar sianida ke tingkat non toksik.
Singkong yang umum dijual di pasaran adalah singkong tipe manis.
3. Pucuk
bambu (rebung)
Racun
alami pada pucuk bambu termasuk dalam golongan glikosida sianogenik . Untuk
mencegah keracunan akibat mengkonsumsi pucuk bambu, maka sebaiknya pucuk bambu
yang akan dimasak terlebih dahulu dibuang daun terluarnya, diiris tipis, lalu
direbus dalam air mendidih dengan penambahan sedikit garam selama 8-10 menit.
Gejala keracunannya mirip dengan gejala keracunan singkong, antara lain
meliputi penyempitan saluran nafas, mual, muntah, dan sakit kepala.
4. Biji
buah-buahan
Contoh biji buah-buahan yang mengandung racun glikosida
sianogenik adalah apel, aprikot, pir,
plum, ceri, dan peach. Walaupun bijinya
mengandung racun, tetapi daging buahnya tidak beracun. Secara normal, kehadiran
glikosida sianogenik itu sendiri tidak
membahayakan. Namun, ketika biji segar buah-buahan tersebut terkunyah, maka zat
tersebut dapat berubah menjadi hidrogen sianida, yang bersifat racun. Gejala
keracunannya mirip dengan gejala keracunan singkong dan pucuk bambu. Dosis
letal sianida berkisar antara 0,5-3,0 mg per kilogram berat badan. Sebaiknya
tidak dibiasakan mengkonsumsi biji dari buah-buahan tersebut di atas. Bila
anak-anak menelan sejumlah kecil saja biji buah-buahan tersebut, maka dapat
timbul gejala keracunan dan pada sejumlah kasus dapat berakibat fatal.
5. Kentang
Racun
alami yang dikandung oleh kentang termasuk dalam golongan glikoalkaloid ,
dengan dua macam racun utamanya, yaitu solanin dan chaconine. Biasanya racun
yang dikandung oleh kentang berkadar rendah dan tidak menimbulkan efek yang
merugikan bagi manusia. Meskipun demikian, kentang yang berwarna hijau,
bertunas, dan secara fisik telah rusak atau membusuk dapat mengandung kadar
glikoalkaloid dalam kadar yang tinggi. Racun tersebut terutama terdapat pada
daerah yang berwarna hijau, kulit, atau daerah di bawah kulit. Kadar
glikoalkaloid yang tinggi dapat menimbulkan ra sa pahit dan gejala keracunan
berupa rasa seperti terbakar di mulut, sakit perut, mual, dan muntah. Sebaiknya
kentang disimpan di tempat yang sejuk, gelap, dan kering, serta dihi ndarkan
dari paparan sinar matahari atau sinar lampu. Untuk mencegah terjadinya
keracunan, sebaiknya kentang dikupas kulitnya dan dimasak sebelum
dikonsumsi.
6. Tomat
hijau
Tomat
mengandung racun alami yang termasuk golongan glikoalkaloid . Racun ini
menyebabkan tomat hijau berasa pahit saat dikonsumsi. Untuk mencegah terjadinya
keracunan, sebaiknya hindari mengkonsumsi tomat hijau dan jangan pernah
mengkonsumsi daun dan batang tanaman tomat.
7. Parsnip (semacam wortel)
Parsnip
mengandung racun alami yang disebut
furokumarin ( furocoumarin ).
Senyawa ini dihasilkan sebagai salah satu cara tanaman mempertahankan diri dari
hama serangga. Kadar racun tertinggi biasanya terdapat pada kulit at au lapisan
permukaan tanaman atau di sekitar area yang rusak. Racun tersebut antara lain
dapat menyebabkan sakit perut dan nyeri pada kulit jika terkena sinar matahari.
Kadar racun dapat berkurang karena proses pemanggangan atau perebusan. Lebih
baik bila sebelum dimasak, parsnip dikupas terlebih dahulu.
8. Seledri
Seledri
mengandung senyawa psoralen , yang
termasuk ke dalam golongan kumarin .
Senyawa ini dapat menimbulkan sensitivitas pada kulit jika terkena sinar
matahari. Untuk menghindari efek toksik psoralen, sebaiknya hindari terlalu banyak mengkonsumsi seledri
mentah, dan akan lebih aman jika seledri dimasak sebelum dikonsumsi karena
psoralen dapat terurai melalui proses pemasakan.
9. Zucchini (semacam ketimun)
Zucchini
mengandung racun alami yang disebut kukurbitasin ( cucurbitacin). Racun ini menyebabkan
zucchini berasa pahit. Namun, zucchini yang telah dibudidayakan (bukan wild type ) jarang yang berasa pahit. Gejala
keracunan zucchini meliputi muntah, kram perut, diare, dan pingsan. Sebaiknya
hindari mengkonsumsi zucchini yang berbau tajam dan berasa pahit.
10. Bayam
Asam
oksalat secara alami terkandung dalam kebanyakan tumbuhan, termasuk bayam.
Namun, karena asam oksalat dapat mengikat nutrien yang penting bagi tubuh, maka
konsumsi makanan yang banyak mengandung asam oksalat dalam jumlah besar dapat
mengakibatkan defisiensi nutrien, terutama kalsium. Asam oksalat merupakan asam
kuat sehingga dapat mengiritasi saluran pencernaan, terutama lambung. Asam
oksalat juga berperan dalam pembentukan batu ginjal. Un tuk menghindari
pengaruh buruk akibat asam oksalat, sebaiknya kita tidak mengkonsumsi makanan
yang mengandung senyawa ini terlalu banyak.
Daftar
Pustaka:
· 1.
Natural Toxins in Food, New Zealand Food
Safety Authority (NZFSA).
·
2. Plant Toxins and Antinutrients, Genetically
Engineered Organism s - Public Issues Education Project.
·
3. Natural Toxins in Fresh Fruit and
Vegetables, Canadian Food Inspection
Agency.
·
Linamarin: The Toxic Compound of
Cassava, Journal of Venomous Animals and
Toxins.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar