BUDIDAYA KANGKUNG DARAT SEMI ORGANIK
(Ipomoea sp.)
Kangkung
darat (Ipomoea sp.) dapat
ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi. Daun kangkung panjang, berwarna
hijau keputih-putihan merupakan sumber vitamin pro vitamin A. Berdasarkan
tempat tumbuh, kangkung dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1) Kangkung darat,
hidup di tempat yang kering atau tegalan, dan 2) Kangkung air, hidup ditempat
yang berair dan basah.
Petanian organik adalah sebuah bentuk solusi
baru guna menghadapi kebuntuan yang dihadapi petani sehubungan dengan maraknya
intervensi barang-barang sintetis atas dunia pertanian sekarang ini. Dapat
dilihat, mulai dari pupuk, insektisida, perangsang tumbuh, semuanya telah
dibuat dari bahan-bahan yang disintesis dari senyawa-senyawa murni (biasanya un
organik) di laboratorium. Pertanian organik dapat memberi perlindungan terhadap
lingkungan dan konservasi sumber daya yang tidak dapat diperbaharui,
memperbaiki kualitas hasil pertanian, menjaga pasokan produk pertanian sehingga
harganya relatif stabil, serta memiliki orientasi dan memenuhi kebutuhan hidup
ke arah permintaan pasar.
Teknologi
Budidaya
1. Benih
Kangkung darat dapat
diperbanyak dengan biji. Untuk luasan satu hektar diperlukan benih sekitar 10
kg. Varietas yang dianjurkan adalah varietas Sutra atau varietas lokal yang
telah beradaptasi.
2. Persiapan Lahan
Lahan terlebih dahulu
dicangkul sedalam 20-30 cm supaya gembur, setelah itu dibuat bedengan membujur
dari Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya penuh. Lebar bedengan sebaiknya adalah
100 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan. Jarak antar bedengan +
30 cm. Lahan yang asam (pH rendah) lakukan pengapuran dengan kapur kalsit atau
dolomit.
3.
Pemupukan
Bedengan
diratakan, 3 hari sebelum tanam diberikan pupuk kandang (kotoran ayam) dengan
dosis 20.000 kg/ha atau pupuk kompos organik hasil fermentasi (kotoran ayam
yang telah difermentasi) dengan dosis 4 kg/m2. Sebagai pemupukan dasar
tambahkan pupuk anorganik 150 kg/ha Urea (15 gr/m2) pada umur 10 hari setelah
tanam. Agar pemberian pupuk lebih merata, pupuk Urea diaduk dengan pupuk
organik kemudian diberikan secara larikan disamping barisan tanaman, jika perlu
tambahkan pupuk cair 3 liter/ha (0,3 ml/m2) pada umur 1 dan 2 minggu setelah
tanam.
4. Penanaman
Biji kangkung darat
ditanam di bedengan yang telah dipersiapkan. Buat lubang tanam dengan jarak 20
x 20 cm, tiap lubang tanamkan 2 - 5 biji kangkung. Sistem penanaman dilakukan
secara zigzag atau system garitan (baris).
5. Pemeliharaan
Yang perlu
diperhatikan adalah ketersediaan air, bila tidak turun hujann harus dilakukan
penyiraman. Hal lain
adalah pengendalian gulma waktu tanaman masih muda dan menjaga tanaman dari
serangan hama dan penyakit.
6. Pengendalian
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Hama yang menyerang
tanaman kangkung antara lain ulat grayak (Spodoptera litura F), kutu
daun (Myzus persicae Sulz) dan Aphis gossypii. Sedangkan penyakit
antara lain penyakit karat putih yang disebabkan oleh Albugo ipomoea reptans.
Untuk pengendalian, gunakan jenis pestisida yang aman mudah terurai seperti
pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik.
Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan
jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya.
7. Panen
Panen dilakukan
setelah berumur + 30 hari setelah tanam, dengan cara mencabut tanaman sampai
akarnya atau memotong pada bagian pangkal tanaman sekitar 2 cm di atas
permukaan tanah.
8. Pasca Panen
Pasca panen terutama
diarahkan untuk menjaga kesegaran kangkung, yaitu dengan cara menempatkan
kangkung yang baru dipanen di tempat yang teduh atau merendamkan bagian akar
dalam air dan pengiriman produk secepat mungkin.
Oleh :
ANANG BUDI PRASETYO,SP
BPP KECAMATAN GADING
Tidak ada komentar:
Posting Komentar