PERSONIL BPP GADING

Selasa, 02 April 2013

MENGENAL HAMA PENGGEREK BATANG PADI



MENGENAL HAMA PENGGEREK BATANG PADI



Oleh : Anang Budi Prasetyo,SP
BPP Gading Probolinggo


1.  PENDAHULUAN
Penggerek batang padi merupakan hama utama tanaman padi di Indonesia. Di dunia terdapat  21 spesies penggerek batang yang beradaptasi  pada agroekosistem padi (Kapur, 1964), sedangkan di Indonesia terdapat enam spesies (Hattori dan Siwi, 1986). 
Penggerek batang menyerang tanaman padi sejak di persemaian hingga tanaman pada stadia matang. Cara masuknya hama penggerek batang ke dalam batang padi berbeda antarspesies. Gejala serangan yang disebabkan oleh semua spesies penggerek batang sama pada tanaman  padi. Pada tanaman stadia vegetatif,  larva memotong bagian tengah anakan sehingga aliran hara ke bagian atas  tanaman  terganggu  yang  menyebabkan pucuk layu  dan kemudian mati. Gejala serangan pada tanaman stadia vegetatif disebut sundep. Kehilangan hasil  padi akibat serangan penggerek batang pada stadia vegetatif tidak terlalu besar karena tanaman masih dapat membentuk anakan baru. Namun tetap  ada pengurangan hasil karena anakan yang baru lebih kecil yang menghasilkan malai yang kecil pula. Berdasarkan simulasi pada stadia vegetatif, tanaman padi masih sanggup mengkompensasi  kehilangan hasil  akibat  serangan  penggerek  batang sampai 30% (Rubia et al., 1990). 
Pada stadia generatif,  larva  menggerek  tanaman  yang akan bermalai, sehingga aliran hasil asimilasi tidak sampai ke dalam bulir padi. Gejala serangan pada tanaman stadia generatif disebut  beluk. Tidak semua tunas  tanaman padi yang terserang muncul menjadi beluk, tetapi juga  terdapat  calon  malai yang terserang tidak sempat muncul. Pada tingkat serangan yang tinggi, jumlah malai berkurang. Penurunan hasil pada stadia ini disebabkan oleh adanya pengurangan jumlah malai  akibat gejala  beluk. Kerugian  hasil yang disebabkan  oleh  setiap persen gejala beluk berkisar antara 1– 3% (Pathak dan Khan, 1994) dengan rata-rata 1,2% (Halteren, 1977). Rubia  et al.  (2001) melaporkan bahwa kehilangan hasil padi pada stadia generatif tidak sebanding dengan tingkat serangan beluk, karena adanya aliran hasil asimilasi dari anakan dengan gejala beluk ke anakan yang sehat.  Hal ini  dipengaruhi oleh varietas padi, iklim, kesuburan dan kelembaban tanah.  Pengurangan hasil oleh penggerek batang padi kuning di Asia  berkisar antara 2–5% (Chen, 2008).
Hasil padi sangat  bergantung  pada  potensi hasil dari setiap varietas. Respon varietas terhadap kerusakan  tanaman akibat serangan penggerek batang berbeda antarvarietas. Hasil varietas padi tipe baru, padi hibrida,  dan  varietas unggul  baru berkorelasi  dengan  tingkat kerusakan tanaman  pada stadia primordia, sedangkan dengan padi hibrida  (varietas  Intani 2)  tidak berkorelasi. Padi hibrida  varietas  Intani  2  relatif  cepat  pulih  dari  gejala sundep  sehingga jumlah anakannya tetap banyak (Hendarsih dan Usyati, 2005). Padi hibrida atau varietas padi yang beranak banyak  lebih toleran terhadap serangan penggerek
2. SPESIES
Untuk menentukan spesies penggerek batang padi berdasarkan morfologi larva, pupa, imago,  dan organ genetalia imago jantan dapat dilihat pada kunci yang diajukan oleh Hattori dan Siwi (1986). Mereka mengidentifikasi bahwa di Indonesia  terdapat  enam spesies penggerek batang padi,  yang  terdiri dari lima famili Pyralidae dan satu spesies  dari famili Noctuidae. Keenam spesies tersebut adalah penggerek batang padi kuning  Scirpophaga incertulas  Walker (Lepidoptera: Pyralidae), penggerek batang padi putih  Scirpophaga innotata Walker (Lepidoptera: Pyralidae),  penggerek batang padi bergaris  Chilo suppressalis  Walker (Lepidoptera: Pyralidae), penggerek batang padi kepala hitam  Chilo polychrysus Meyrick (Lepidoptera: Pyralidae),  penggerek batang padi berkilat Chilo auricilius Dudgeon (Lepidoptera: Pyralidae), dan penggerek batang padi merah jambu Sesamia inferens Walker (Lepidoptera: Noctuidae).
Semua spesies penggerek batang melalui metamorfosa sempurna sehingga siklus hidupnya terdiri  atas  stadia telur, larva, pupa,  dan dewasa atau imago. Larva merupakan stadia yang menggerek tanaman dan menimbulkan kerusakan.Imago bersifat  nocturnal,  yaitu aktif di  malam hari dan disebut ngengat atau moth. Semua spesies penggerek batang padi menjalani proses yang sama, yaitu telur diletakkan pada daun atau pelepah daun. Larva yang baru menetas dari telur,  yaitu larva     instar 1,  bergerak ke dalam tanaman melalui celah antara pelepah dan batang dan menuju  bagian tengah anakan padi.  Sebagian larva mengeluarkan benang halus dan dipakai untuk bergelantung pada bagian ujung daun dan berayun-ayun sampai ke rumpun padi  yang  lain atau permukaan air. Larva hidup dalam tanaman sampai instar ke-5 atau ke-6  larva, bergantung pada lingkungan dan larva pindah dari satu tunas ke tunas lainnya.

2.1  Penggerek Batang Padi Kuning
Penggerek batang padi kuning merupakan  spesies  penggerek yang penyebarannya meluas dari daerah bermusim dingin,  subtropik  sampai  daerah tropik. Perilaku  penggerek batang padi kuning  bergantung pada geografi,  di mana di daerah subtropik terjadi diapause sedangkan di daerah tropis seperti di Indonesia tidak  terjadi  diapause  (Goot,  1925). Di  banyak  kabupaten di Jawa, penggerek batang padi kuning  merupakan spesies yang dominan (Hendarsih dkk.,  2000;  Hendarsih  dkk.,  2007).  Lama siklus hidupnya  dipengaruhi oleh temperatur, sehingga di  daerah subtropik siklus hidup  penggerek batang padi kuning  lebih panjang. Di daerah tropik, penanaman  tanaman padi  secara terus-menerus sepanjang tahun menyebabkan penggerek batang padi kuning  akan terus berkembang sehingga dalam satu tahun terdapat 7–8 generasi.
Ngengat penggerek batang padi kuning mudah diidentifikasi yang ditandai oleh sayap berwarna kuning dengan titik hitam. Panjang ngengat jantan 14 mm dan betina 17 mm, dapat hidup 5–10 hari. Siklus hidup penggerek batang padi kuning berkisar antara  39–58 hari, bergantung pada lingkungan dan makanan. Jangkauan terbangnya mencapai 6–10 km. Ngengat bertelur pada pukul 19.00– 22.00 dalam 3–5 malam. Setiap betina bertelur  sebanyak 100–600 butir secara berkelompok, tiap  kelompok terdiri  atas  50–150 butir,  dan  kelompok telur ditutupi  oleh  bulu halus. Dalam 6–7 hari telur menetas,  larva terdiri  atas  5–7 instar,  dan lama stadium larva 28–35 hari. Larva bersifat kanibal sehingga  hanya ada seekor larva yang hidup dalam satu tunas. Larva instar akhir menuju pangkal batang untuk berubah menjadi pupa. Sebelum menjadi pupa, larva membuat lubang keluar pada pangkal batang dekat permukaan air atau tanah, yang ditutupi  oleh  membran tipis untuk jalan keluar setelah menjadi imago. Pupa berwarna kekuning-kuningan atau agak putih, dengan kokon berupa selaput benang berwarna putih. Panjang pupa 12–15 mm dan stadium pupa 6–23 hari. Pupa berada di dalam pangkal batang. Di daerah subtropik, jika temperature turun,  larva instar akhir menuju pangkal batang  menjadi prepupae, dan jika temperatur naik prepupa berubah menjadi pupa dan keluar menjadi  ngengat. Tanaman inang utama penggerek batang padi kuning adalah padi,  tetapi  dapat bertelur pada tanaman lain (Reissig et al., 1985). Penggerek batang padi kuning lebih berkembang pada pertanaman padi yang diusahakan secara  terus-menerus sepanjang tahun (Goot, 1925).


2.2  Penggerek Batang Padi Putih
Penggerek batang padi putih menyebar di   Asia Tenggara, Asia  Selatan, dan Australia. Di Indonesia, hama ini ditemukan di Kalimantan, Jawa, Sulawesi Selatan, Sumatera, Sumbawa, dan Madura (CABI, 2001). Di Jawa, penyebaran penggerek batang padi putih terbatas di dataran rendah yang kurang dari 200 m dari permukaan laut dengan musim kemarau yang kering,  curah hujan dalam bulan Oktober–November kurang dari 200 mm (Goot, 1925). 
Ngengat sangat tertarik  pada  cahaya, pada awal musim hujan  ngengat keluar  serempak  dari populasi prepupa yang berdiapause. Puncak  hasil tangkapan ngengat sangat jelas selama 10–14 malam untuk tiap generasi. Sayap ngengat berwarna putih,  panjang  betina 13 mm dan jantan 11 mm,  hidup  4–7 hari dan maksimum 13 hari. Perbandingan populasi betina dan jantan adalah 2:1. Ngengat meletakkan telurnya berkelompok, 50–250 butir/kelompok dengan rata-rata  160 butir/kelompok,  satu kelompok  setiap malam selama 4 hari.  Bentuk kelompok telur  penggerek batang padi putih  sama dengan    kelompok telur penggerek batang padi kuning, ditutupi bulu dan  telur diletakkan di permukaan daun bagian bawah. Dalam 5–8 hari telur menetas, 85%  telur menetas sebelum pukul 13.00 (BALITPA, 1992).
Bentuk  larva penggerek batang padi putih mirip  dengan  larva penggerek batang padi kuning, panjang maksimal 21 mm dan berwarna putih kekuningan. Stadium larva 19–31 hari,  kecuali untuk larva yang berdiapause. Larva instar terakhir akan menuju pangkal batang dan menjadi pupa. Lama periode pupa 6–9 hari, dan berada di  pangkal batang. Larva instar terakhir pada tanaman stadia generatif muncul pada musim kemarau,   tidak langsung berubah menjadi pupa, tetapi berdiapause di dalam pangkal batang untuk  kemudian  berubah menjadi pupa setelah ada hujan pada awal musim hujan berikutnya. Di  Australia, larva berdiapause dalam tunggul padi dan padi liar (Oryza australiensis) selama  musim dingin yang kering. Di Indonesia 2–18%  larva  tidak berdiapause (Sosromarsono, 1990). Pada tahun 1990 populasi penggerek batang padi yang tidak berdiapause meningkat menjadi 75% .


2.3  Penggerek Batang Merah Jambu
Penyebaran penggerek batang merah jambu luas,  bersifat polifag,  dan hidup pada  tumbuhan keluarga Graminae seperti  padi, tebu, jagung, sorgum, padi liar, aneka rumpun seperti  Panicum  sp. dan  Paspalum  sp.  Ngengat penggerek batang merah jambu kekar dengan  sayap depan bergaris memanjang, berwarna coklat tua, dan  sayap belakang putih, panjang 4–17 mm, dan kurang tertarik  pada  cahaya.  Ngengat  spesies ini  penerbang yang kuat bisa terbang sejauh 32 km  untuk ngengat betina dan 50 km untuk ngengat jantan. Siklus hidup  ngengat  berlangsung 46–83 hari.  Telur diletakkan  pada  2–3 baris/kelompok  yang menyerupai manik-manik dengan jumlah 30–100 butir/kelompok  telur dalam pelepah atau batang. Lama stadia telur 6 hari, larva berwarna merah jambu dengan  panjang maksimal 35 mm.  Dalam satu tunas didapatkan beberapa larva. Lama stadium larva 28–56 hari. Di  antara spesies penggerek batang yang menyerang atau hidup pada  tanaman padi, penggerek batang merah jambu paling rendah serangannya.  Serangan berat terjadi jika populasi sangat tinggi, limpasan dari kebun tebu atau tanaman lain di sekitarnya.

2.4  Penggerek Batang Padi Bergaris
Penggerek batang padi bergaris menyebar dari  daerah tropik  sampai 40° lintang utara, dan di Indonesia merupakan hama minor. Ngengat bisa hidup sampai satu minggu dan aktif mulai senja. Kepala ngengat berwarna coklat muda dan warna sayap depan coklat tua dengan venasi sayap yang jelas, panjang ngengat 13 mm. Seekor betina bisa bertelur 100–550 butir, dalam kelompok yang terdiri  atas  60–70 telur/kelompok selama 3–5  malam. Telur diletakkan pada pangkal daun  adakalanya  pada pelepah.  Telur berwarna putih dan  tidak ditutupi rambut dengan lama stadium telur 4–7 hari. 
Larva berwarna abu-abu, kepala coklat dengan garis coklat sejajar tubuhnya, panjang maksimal 26 mm, dan stadium larva 33 hari. Beberapa ekor larva bisa hidup pada satu buku dari satu tunas. Bergantung pada temperatur dan ketersediaan makanan,  satu siklus hidup bisa mencapai enam generasi/tahun. Larva instar akhir berpupa di  dalam batang, setelah membuat lubang untuk imago keluar dari pupa. Warna pupa coklat tua dengan stadium pupa 6 hari.

2.5  Penggerek Batang Padi Berkepala Hitam
Penyebaran  hama ini  dari Asia Selatan dan  Asia  Tenggara. Ngengat bertelur sampai  500 butir selama 3–4 malam.  Telur diletakkan berkelompok berbaris pada helaian daun pada pukul 19.00  dan 23.00. Telur menetas setelah 4–7 hari pada pagi hari.  Stadium larva 30 hari, dengan panjang 18–24 mm, beberapa larva  dapat hidup pada satu  tunas.  Pupa berwarna    coklat tua dan stadium pupa 6 hari. Kepala ngengat berwarna hitam. Sayap depan bersisik, bagian tengah keperakan. Sayap belakang kuning muda dengan panjang 10–13 mm. Siklus hidup berlangsung selama 26–61 hari.  Tanaman inang penggerek batang padi bergaris adalah padi, padi liar, jagung, tebu, sorgum, dan beberapa jenis rumput.

2.6  Penggerek Batang Padi Berkilat
Penggerek batang padi berkilat  dilaporkan dari  Bangladesh, Bhutan, Cina, Hongkong, India, Indonesia (Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera), Malaysia, Myanmar, Nepal,  Filipina, Taiwan, Thailand,  dan Vietnam (CABI, 2001). Tanaman inangnya  adalah  tebu, sorgum, dan rumput-rumputan. Larva biasanya terdiri  atas  lima  instar,  bergantung  pada kondisi musim setempat, di daerah musim dingin dapat mencapai delapan instar. Lama larva berkisar antara 16–51 hari dan  lama  pupa 6–10 hari. Ekologi dan biologi spesies ini  pada tanaman padi menyerupai penggerek batang padi bergaris.

Spesies penggerek batang padi yang beradaptasi pada satu agroekosistem akan mejadi  spesies yang dominan. Dari enam  spesies penggerek batang yang ditemukan pada  tanaman padi di Indonesia, empat di antaranya lebih dominan. Keempat spesies tersebut   adalah  penggerek batang padi kuning, penggerek batang padi putih, penggerek batang merah jambu,  dan penggerek batang  bergaris.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar