MAKALAH PERSAINGAN ANTARA TANAMAN
DAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKTIVITAS
TANAMAN
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan utama pembangunan sektor pertanian baik dunia
maupun kawasan adalah untuk menaikkan produksi pertanian guna meningkatkan
pendapatan petani dan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat, khususnya
kebutuhan pangan penduduk yang populasinya meningkat dengan cepat. Pada tahun
2000 ini penduduk di dunia diperkirakan mencapai 6,1 milyar dimana tiga perempat
dari populasi ini hidup di negara berkembang dan lebih kurang separuhnya hidup
di kawasan Asia dan Pasifik. Permintaan akan pangan, sandang, perumahan,
pendidikan, kesehatan, dan gaya hidup semakin meningkat. Ini berarti diperlukan
lahan yang semakin luas, produksi bahan pangan, sandang, dan papan yang semakin
meningkat pula (Triharso, 1974).
Salah satu Kendala dalam pembangunan sektor pertanian
yang berasal dari faktor biotik adalah adanya gangguan dari OPT yang terdidi
atas hama, penyakit, dan gulma. Menurut Triharso (1994) gangguan adalah setiap
perubahan pertanaman yang mengarah pada pengurangan kuantitas atau kualitas
dari hasil yang diharapkan.
B. Rumusan
Masalah
Bagian ini
berisi pembahasan masalah yang akan di bahas pada BAB II:
1. Pengertian
dan Jenis-Jenis Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
2. Akibat
Adanya Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
3. Pengendalian
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
C. Tujuan Makalah
Makalah ini disusun untuk mengetahui organisme pengganggu
tanaman (OPT) dan mengetahui kerugian-kerugian dan akibat dari tumbuhnya OPT
yang membuat petani Indonesia sangat sengsara dengan hasil produksi yang rendah
dan merugikan bagi kehidupannya.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
1. pengertian dan jenis-jenis Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT)
OPT adalah mahluk hidup (jasad biotik) yang selalu merupakan faktor pembatas produksi tanaman.
OPT adalah mahluk hidup (jasad biotik) yang selalu merupakan faktor pembatas produksi tanaman.
Jenis-jenis
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT):
1.1. Hama
(Pests)
1.2. Penyakit (Diseases)
1.3. Gulma (Weeds)
1.4. Patogen
1.2. Penyakit (Diseases)
1.3. Gulma (Weeds)
1.4. Patogen
1.1. Hama
(pests)
▪ hewan
(serangga atau mamalia, tetapi tidak termasuk manusia).
▪ ukurannya nampak oleh mata telanjang.
▪ pengamatan dapat dilakukan terhadap :
▪ ukurannya nampak oleh mata telanjang.
▪ pengamatan dapat dilakukan terhadap :
a. gejala (akibat serangan).
b. tubuh hamanya itu sendiri.
b. tubuh hamanya itu sendiri.
▪ kerugiaannya adalah merusak secara mekanis (melubangi,
memotong, mengerat, dll.).
▪ sebagian berperan sebagai vektor penular penyebab
penyakit.
▪ menyerang dari lapangan sampai ke penyimpanan.
▪ contoh hama adalah :
a. serangga (ulat, lalat, belalang, kutu daun, kumbang, dll.).
b. mamalia (tikus, babi, kelinci, gajah, monyet, dll.).
a. serangga (ulat, lalat, belalang, kutu daun, kumbang, dll.).
b. mamalia (tikus, babi, kelinci, gajah, monyet, dll.).
1.2. Penyakit
(Diseases)
▪ Gangguan pada fungsi fisiologis tanaman
yang disebabkan oleh adanya penyebab penyakit (‘patogen’).
▪ ukurannya mikroskopis (hanya dapat
dilihat dengan bantuan mikroskop) karena itu disebut sebagai mikroorganisme.
▪ sebagian lagi berukuran submikroskopis
(bahkan tidak dapat dilihat langsung walaupun dengan mikroskop, contohnya
Virus, MLO).
▪ pengamatan hanya dapat dilakukan
terhadap ‘gejala’ dan sebagian kecil terhadap ‘tanda’.
▪ gejala adalah reaksi tanaman terhadap
adanya gangguan dari penyebab penyakit. Contohnya : layu, daun menguning,
bercak, dll.
▪ tanda adalah struktur tubuh patogen
yang tampak terlihat dengan mata telanjang.
1.3. Gulma
(Weeds)
▪ Gulma adalah
tumbuhan pengganggu, yaitu tumbuhan yang keberadaannya di suatu lahan tidak
kita inginkan.
▪ Merugikan
tanaman melalui :
a. Kompetisi ruang, cahaya, nutrisi, dan air.
b. Pengeluaran senyawa dari akarnya yang merugikan atau mematikan tanaman.
a. Kompetisi ruang, cahaya, nutrisi, dan air.
b. Pengeluaran senyawa dari akarnya yang merugikan atau mematikan tanaman.
1.4. Patogen
▪ patogen terdiri atas:
– jamur /cendawan
– bakteri
– nematoda (cacing mikroskopis)
– virus dan mikoplasma
– BLO dan MLO
– jamur /cendawan
– bakteri
– nematoda (cacing mikroskopis)
– virus dan mikoplasma
– BLO dan MLO
▪ Patogen merugikan tanaman secara
fisiologis dengan cara a.l. :
– Merebut nutrisi yang dihasilkan tanaman sehingga tidak tersedia bagi pertumbuhan tanaman.
– Mengganggu atau merusak fungsi organ tanaman sehingga tanaman tidak dapat berfungsi normal.
– Merebut nutrisi yang dihasilkan tanaman sehingga tidak tersedia bagi pertumbuhan tanaman.
– Mengganggu atau merusak fungsi organ tanaman sehingga tanaman tidak dapat berfungsi normal.
▪ Menghalangi penyerapan cahaya matahari
sehingga tanaman tidak dapat menyerap cahaya yang dibutuhkan.
2. Akibat Adanya Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT) mengakibatkankan:
2.1. Gangguan
Gangguan adalah setiap perubahan pertanaman yang mengarah
kepada pengurangan kuantitas dan kualitas hasil tanaman yang diharapkan.
Misalnya: lobang pada daun sebagai akibat dimakan serangga, bercak pada daun
sebagai akibat penyakit, pengurangan tumbuh akibat persaingan dengan gulma,
kematian jerami hijauan dan pucuk tanaman sebagai akibat adanya embun es,
kehilangan klorofil sebagai akibat keracunan limbah industri, kerusakan karena
angin puyuh (cabang yang retak, pohon yang tumbang). Timbulnya gangguan pada tanaman (tanaman
inang) sangat bervariasi tergantung pada faktor pendukungnya, seperti
lingkungan yang sesuai, inang yang rentan, dan jasad pengganggu yang agresif
atau virulen.
2.2. Kerusakan
Kerusakan adalah setiap pengurangan kuantitas atau
kualitas hasil yang diharapkan sebagai akibat gangguan. Atau ditinjau dari segi
ekonomi, kerusakan tanaman adalah ketidakmampuan tanaman untuk memberikan hasil
yang cukup kuantitas maupun kualitasnya. Sebagai contoh, misalnya: Serangan
kumbang penggerek buah kapas (Amorphoidea, sp) dapat menyebabkan buah tersebut
gugur sebelum masak. Hal ini mengakibatkan berkurangnya kuantitas hasil yang
diperoleh, walaupun secara kualitas hasilnya bagus.
2.3. Kerugian
Dari segi ekonomi, kerusakan tanaman adalah
ketidakmampuan tanaman untuk memberikan hasil yang cukup kuantitas maupun
kualitasnya. Penurunan kualitas hasil tanaman mengakibatkan penurunan nilai
jualnya (menurunnya harga jual hasil tersebut). Penurunan kuantitas berakibat
pada berkurangnya jumlah hasil yang seharus dijual. Menurunnya nilai jual dan
berkurangnya jumlah hasil yang seharusnya dijual akan berpengaruh pada
berkurangnya pendapatan yang diperoleh. Berkurangnya pendapatan akan berdampak
pada aspek sosial ekonomi. Dampak sosial-ekonomi itulah disebut dengan
kerugian.
3. Pengendalian
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
▪ Dilakukan
setelah OPT terdeteksi
▪ Sering hanya
berupa satu cara pengendalian saja, umumnya adalah penggunaan pestisida
▪ Penggunaan
pestisidanya pun sering tidak bijaksana : − Tidak sesuai peruntukan
▫ bakteri - Bakterisida (antibiotik)
▫ jamur - fungisida
▫ nematoda & serangga - insektisida
▫ gulma - herbisida
▫ Virus - insektisida digunakan untuk membunuh serangga vektor penularnya (Tidak ada virusida)
− Tidak sesuai dosis dan frekuensi anjuran
− Tidak memperhatikan ada tidaknya OPT (ambang ekonomi dan ambang pengendalian)
− Bahan aktif (faktor terpenting dari suatu pestisida) tidak digilir dengan bahan aktif lain dalam pemakaiannya
Selain pestisida, pengendalian OPT dapat dilakukan dengan berbagai cara :
▫ bakteri - Bakterisida (antibiotik)
▫ jamur - fungisida
▫ nematoda & serangga - insektisida
▫ gulma - herbisida
▫ Virus - insektisida digunakan untuk membunuh serangga vektor penularnya (Tidak ada virusida)
− Tidak sesuai dosis dan frekuensi anjuran
− Tidak memperhatikan ada tidaknya OPT (ambang ekonomi dan ambang pengendalian)
− Bahan aktif (faktor terpenting dari suatu pestisida) tidak digilir dengan bahan aktif lain dalam pemakaiannya
Selain pestisida, pengendalian OPT dapat dilakukan dengan berbagai cara :
• Secara fisik:
– Menyiram tanaman untuk menurunkan temperatur
– Menanam pohon pelindung
– Merendam benih/bibit dalam air panas yang sesuai untuk mematikan OPT
– Menambahkan pupuk kandang
– Menyiram tanaman untuk menurunkan temperatur
– Menanam pohon pelindung
– Merendam benih/bibit dalam air panas yang sesuai untuk mematikan OPT
– Menambahkan pupuk kandang
• Secara
mekanis :
– Mencabut dengan tangan atau menggaruk gulma dengan alat
– Memotong bagian tanaman yang terkena penyakit
– Mengambil ulat yang terlihat pada bagian tanaman
– Mencabut dengan tangan atau menggaruk gulma dengan alat
– Memotong bagian tanaman yang terkena penyakit
– Mengambil ulat yang terlihat pada bagian tanaman
• Secara hayati
(biokontrol):
– Mengendalikan gulma dengan serangga atau patogen gulma tersebut
– Mengendalikan penyakit dengan agen biokontrol, misalnya dengan Trichoderma dan Gliocladium
– Mengendalikan gulma dengan serangga atau patogen gulma tersebut
– Mengendalikan penyakit dengan agen biokontrol, misalnya dengan Trichoderma dan Gliocladium
• Secara kultur
teknis (teknik bercocok tanam)
– Pergiliran tanaman
– Penggunaan varitas resisten
– Pengaturan jarak tanam
– Penanaman berbagai jenis tanaman di suatu lahan (multiple cropping)
– Pergiliran tanaman
– Penggunaan varitas resisten
– Pengaturan jarak tanam
– Penanaman berbagai jenis tanaman di suatu lahan (multiple cropping)
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Terjadinya kerusakan pada tanaman yang akhirnya menimbulkan kerugian secara ekonomi (kehilangan hasil) disebabkan oleh adanya gangguan. Gangguan tersebut timbul karena adanya interaksi antara lingkungan, tanaman inang, dan jasad pengganggu atau organisme pengganggu tanaman (OPT). Organisme pengganggu tanaman dapat berupa hama, penyakit, dan tumbuhan pengganggu tanaman (gulma). Interaksi antara lingkungan, tanaman inang, dan OPT terjadi yang terjadi dalam ekosistem atau agroekosistem terkadang menimbulkan masalah karena terganggunya keseimbangan komponen-komponen yang menyusun agroekosistem. Ketidakseimbangan agroekosistem tersebut akan mendorong perkembangan organisme tertentu, misalnya hama, dimana populasinya meningkat jauh melebihi ambang kendalinya secara alami, dimana hal ini dapat menimbulkan kerusakan tanaman yang berakibat pada kerugian bagi yang mengusahakannya.
DAFTAR PUSTAKA
1) Rukmana, R.,
1997. Hama Tanaman dan Teknik Pengendaliannya. Kanisius. Yogyakarta. Hal. 14-17
2) Anonim. Hama
Sains. http://fp.uns.ac.id Arantha.Organisme
Pengganggu Tanaman. http://aranthasclubhomevision.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar