ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT) GOLONGAN GULMA
Oleh : Anang Budi Prasetyo,SP
Gulma
adalah tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki, tumbuh pada
areal pertanaman. Gulma secara langsung maupun tidak langsung merugikan tanaman
budidaya. Pengenalan suatu jenis gulma dapat dilakukan dengan melihat keadaan
morfologinya, habitatnya, dan bentuk pertumbuhanya. Berdasarkan keadaan
morfologinya, dikenal gulma rerumputan (grasses), teki-tekian (sedges), dan
berdaun lebar (board leaf).
Golongan
gulma rurumputan kebanyakan berasal dari famili gramineae (poaceae). Ukuran
gulma golongan rerumputan bervariasi, ada yang tegak, menjalar, hidup semusim,
atau tahunan. Batangnya disebut culms, terbagi menjadi ruas dengan buku-buku
yang terdapat antara ruas. Batang tumbuh bergantian pada dua buku pada setiap
antara ruas daun terdiri dari dua bagian yaitu pelepah daun dan helaian daun.,
contoh gulma rerumputan Panicium repens, Eleusine indica, Axonopus compressus
dan masih banyak lagi.
Golongan
teki-tekian kebanykan berasal dari famili Cyperaceae. Golongan ini dari
penampakanya hampir mirip dengan golongan rerumputan, bedanya terletak pada
bentuk batangnya. Batang dari golongan teki-tekian berbentuk segitiga. Selain
itu golongan teki-tekian tidak memiliki umbi atau akar ramping di dalam tanah.
Contoh golongan teki-tekian: Cyprus rotundus, Cyprus compresus.
Golongan
gulma berdaun lebar antara lain: Mikania spp, Ageratum conyzoides, Euparotum
odorotum. Berdasarkan habitat tumbuhnya, dikenal gulma darat, dan gulma air.
Gulma darat merupakan gulma yang hidup didarat, dapat merupakan gulma yang
hidup setahun, dua tahun, atau tahunan (tidak terbatas). Penyebaranya dapat
melalui biji atau dengan cara vegetatif. Contoh gulma darat diantaranya
Agerathum conyzoides, Digitaria spp, Imperata cylindrical, Amaranthus spinosus.
Gulma air merupakan gulama yang hidupnya berada di air. Jenis gulma air
dibedakan menjadi tiga, yaitu gulma air yang hidupnya terapung dipermukaan air
(Eichhorina crassipes, Silvinia) spp, gulma air yang tenggelam di dalam air
(Ceratophylium demersum), dan gulma air yang timbul ke permukaan tumbuh dari
dasar (Nymphae sp, Sagitaria spp).
KLASIFIKASI
GULMA
Cara
klasifiikasi pada tumbuhan ada dua macam yaitu buatan (artificial) dan alami
(natural). Pada klasifikasi sistem buatan pengelompokan tumbuhan hanya
didasarkan pada salah satu sifat atau sifat-sifat yang paling umum saja,
sehingga kemungkinan bisa terjadi beberapa tumbuhan yang mempunyai hubungan
erat satu sama lain dikelompokan dalam kelompok yang terpisah dan sebaliknya
beberapa tumbuhan yang hanya mempunyai sedikit persamaan mungkin dikelompokan
bersama dalam satu kelompok. Hal demkian inilah yang merupakan kelemahan utama
dari kalsifikasi sistem buatan. Pada klasifikasi sistem alami pengelompokan
didasarkan pada kombinasi dari beberapa sifat morfologis yang penting.
Klasifikasi sistem alami lebih maju daripada klasifikasi sistem buatan, sebab
menurut sistem tersebut hanya tumbuh-tumbuhan yang mempunyai hubungan
filogenetis saja yang dikelompokan ke dalam kelompok yang sama.
Cara
klasifiksi pada gulma cenderung mengarah ke sistem buatan. Atas dasar
pengelompokan yang berbeda, maka kita dapat mengelompokan gulma menjadi
kelompok-kelompok atau golongan-golongan yang berbeda pula. Gulma dapat
dikelompokan seperti berikut ini :
1. Berdasarkan
siklus hidupnya,
gulma dapat dikelompokan menjadi :
a.
Gulma setahun (gulma semusim, annual weeds), yaitu gulma yang menyelesaikan siklus hidupnya dalam waktu
kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun (mulai dari berkecambah
sampai memproduksi biji dan kemudian mati). Karena kebanyakan umurnya hanya
seumur tanaman semusim, maka gulma tersebut sering disebut sebagai gulma
semusim. Walaupun sebenarnya mudah dikendalikan, tetapi kenyataannya kita
sering mengalami kesulitan, karena gulma tersebut mempunyai beberapa kelebihan
yaitu umurnya pendek, menghasilkan biji dalam jumlah yang banyak dan masa
dormansi biji yang panjang sehingga dapat lebih bertahan hidupnya. Di Indonesia
banyak dijumpai jenis-jenis gulma setahun, contohnya Echinochloa crusgalli,
Echinochloa colonum, Monochoria vaginalis, Limnocharis flava, Fimbristylis
littoralis dan lain sebagainya.
b.
Gulma dua tahun (biennial weeds), yaitu gulma yang menyelesaikan siklus hidupnya lebih dari
satu tahun, tetapi tidak lebih dari dua tahun. Pada tahun pertama digunakan
untuk pertumbuhan vegetatif menghasilkan bentuk roset dan pada tahun kedua
berbunga, menghasilkan biji dan kemudian mati. Pada periode roset gulma
tersebut sensitif terhadap herbisida. Yang termasuk gulma dua tahun yaitu Dipsacus
sylvestris, Echium vulgare, Circium vulgare, Circium altissimum dan Artemisia
biennis.
c.
Gulma tahunan (perennial weeds), yaitu gulma yang dapat hidup lebih dari dua tahun atau
mungkin hampir tidak terbatas (bertahun-tahun). Kebanyakan berkembang biak dengan
biji dan banyak diantaranya yang berkembang biak secara vegetatif. Pada keadaan
kekurangan air (di musim kemarau) gulma tersebut seolah-olah mati karena bagian
yang berada di atas tanah mengering, akan tetapi begitu ada air yang cukup
untuk pertumbuhannya akan bersemi kembali.
Berdasarkan
cara berkembang biaknya, gulma tahunan dibedakan menjadi dua :
a). Simple perennial, yaitu gulma yang sebenarnya hanya berkembang biak
dengan biji, akan tetapi apabila bagian tubuhnya terpotong maka potongannya akan
dapat tumbuh menjadi individu baru. Sebagai contoh Taraxacum sp. dan Rumex sp.,
apabila akarnya terpotong menjadi dua, maka masing-masing potongannya akan
tumbuh menjadi individu baru.
b). Creeping perennial, yaitu gulma yang dapat berkembang
biak dengan akar yang menjalar (root creeping), batang yang menjalar di atas
tanah (stolon) atau batang yang menjalar di dalam tanah (rhizoma). Yang
termasuk dalam golongan ini contohnya Cynodon dactylon, Sorgum helepense,
Agropyron repens, Circium vulgare. Beberapa diantaranya ada yang berkembang
biak dengan umbi (tuber), contohnya Cyperus rotundus dan Helianthus tuberosus.
Contoh gulma tahunan populair yang perkembangbiakan utamanya dengan rhizoma
adalah alang-alang (Imperata cylindrica). Dengan dimilikinya alat perkembangbiakan
vegetatif, maka gulma tersebut sukar sekali untuk diberantas. Adanya pengolahan
tanah untuk penanaman tanaman pangan atau tanaman setahun lainnya akan membantu
perkembangbiakan, karena dengan terpotong-potongnya rhizoma, stolon atau
tubernya maka pertumbuhan baru akan segera dimulai dan dapat tumbuh
berkembangbiak dengan pesat dalam waktu yang tidak terlalu lama apabila air
tercukupi. Adanya pengendalian dengan frekuensi yang tinggi (sering atau
berulang-ulang) baik secara mekanis ataupun secara kimiawi, maka lambat laun
pertumbuhannya akan tertekan juga. Satu cara pengendalian yang efektif, yang
juga diperlukan adalah dengan membunuh kecambah-kecambah yang baru muncul atau
tumbuh di atas permukaan tanah.
2.
Berdasarkan habitatnya,
gulma dikelompokkan menjadi :
a. Gulma darat (terrestial weeds), yaitu gulma yang tumbuh pada
habitat tanah atau darat. Contoh Cyperus rotundus, Imperata cylindrica, Cynodon
dactylon, Amaranthus spinosus, Mimosa sp. , dan lain sebagainya.
b. Gulma air (aquatic weeds), yaitu gulma yang tumbuh di habitat
air. Gulma air dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
1).Gulma air garam (saltwater atau
marine weeds), yaitu gulma yang hidup pada kondisi air seperti air laut, di
hutan-hutan bakau. Sebagai contoh Enchalus acoroides dan Acrosticum aureum.
2).Gulma air tawar (fresh water
weeds), yaitu gulma yang tumbuh di habitat air tawar.
Dikelompokkan lagi ke dalam:
a). Gulma yang tumbuh mengapung
(floating weeds), contohnya Eichornia crassipes, Salvinia cuculata, Pistia
stratiotes.
b). Gulma
yang hidup tenggelam (submerged weeds), dibedakan ke dalam :
·
Gulma yang hidup melayang (submerged not
anchored weeds), contoh Ultricularia gibba.
·
Gulma yang akarnya masuk ke dalam tanah
(submerged anchored weeds), contoh Hydrilla verticillata, Ottelia alismoides,
Najas indica, Ceratophyllum demersum.
c). Gulma yang sebagian tubuhnya
tenggelam dan sebagian mengapung (emerged weeds), contoh Nymphae spp. ,
Nymphoides indica.
d). Gulma yang tumbuh di tepian
(marginal weeds), contoh Panicum repens, Scleria poaeformis, Rhychospora
corymbosa, Polygonum sp., Ludwigia sp., Leersia hexandra, Cyperus elatus.
3. Berdasarkan tempat tumbuhnya,
gulma dikelompokkan menjadi :
a. Terdapat
di tanah sawah,
contohnya Echinochola crusgalli, Echinochola colonum, Monochoria vaginalis,
Limnocharis flava, Marsilea crenata.
b. Terdapat
di tanah kering atau tegalan, contohnya Cyperus rotundus, Amaranthus spinosus, Eleusine
indica.
c. Terdapat
di tanah perkebunan besar,
contohnya Imperata cylindrica, Salvinia sp., Pistia stratiotes.
4. Berdasarkan sistematikanya,
gulma dikelompokan ke dalam :
a. Monocotyledoneae, gulma berakar serabut, susunan
tulang daun sejajar atau melengkung, jumlah bagian-bagian bunga tiga atau
kelipatannya, dan biji berkeping satu. Contohnya Imperata cylindrica, Cyperus
rotundus, Cyperus dactylon, Echinochloa crusgalli, Panicum repens.
b. Dicotyledoneae, gulma berakar tunggang, susunan
tulang daun menyirip atau menjari, jumlah bagian-bagian bunga 4 atau 5 atau
kelipatannya, dan biji berkeping dua. Contohnya Amaranthus spinosus, Mimosa
sp., Euphatorium odoratum.
c. Pteridophyta, berkembang biak secara generatif
dengan spora. Sebagai contoh Salvinia sp., Marsilea crenata.
5. Berdasarkan morfologinya, gulma dikelompokan ke dalam :
a.
Golongan rumput (grasses)
Gulma golongan
rumput termasuk dalam familia Gramineae/Poaceae. Deangan ciri, batang bulat
atau agak pipih, kebanyakan berongga. Daun-daun soliter pada buku-buku,
tersusun dalam dua deret, umumnya bertulang daun sejajar, terdiri atas dua
bagian yaitu pelepah daun dan helaian daun. Daun biasanya berbentuk garis
(linier), tepi daun rata. Lidah-lidah daun sering kelihatan jelas pada batas
antara pelepah daun dan helaian daun.
Dasar karangan bunga satuannya anak bulir (spikelet) yang dapat bertangkai atau tidak (sessilis). Masing-masing anak bulir tersusun atas satu atau lebih bunga kecil (floret), di mana tiap-tiap bunga kecil biasanya dikelilingi oleh sepasang daun pelindung (bractea) yang tidak sama besarnya, yang besar disebut lemna dan yang kecil disebut palea. Buah disebut caryopsis atau grain.Contohnya Imperata cyliindrica / alang-alang, Echinochloa crusgalli, Cynodon dactylon, Panicum repens.
Dasar karangan bunga satuannya anak bulir (spikelet) yang dapat bertangkai atau tidak (sessilis). Masing-masing anak bulir tersusun atas satu atau lebih bunga kecil (floret), di mana tiap-tiap bunga kecil biasanya dikelilingi oleh sepasang daun pelindung (bractea) yang tidak sama besarnya, yang besar disebut lemna dan yang kecil disebut palea. Buah disebut caryopsis atau grain.Contohnya Imperata cyliindrica / alang-alang, Echinochloa crusgalli, Cynodon dactylon, Panicum repens.
b.
Golongan teki (sedges)
Gulma golongan teki
termasuk dalam familia Cyperaceae.Batang umumnya berbentuk segitiga,
kadang-kadang juga bulat dan biasanya tidak berongga.Daun tersusun dalam tiga
deretan, tidak memiliki lidah-lidah daun (ligula).Ibu tangkai karangan bunga
tidak berbuku-buku. Bunga sering dalam bulir (spica) atau anak bulir, biasanya
dilindungi oleh suatu daun pelindung. Buahnya tidak membuka. Contohnya Cyperus
rotundus, Fimbristylis littoralis, Scripus juncoides.
c.
Golongan berdaun lebar (broad leaves)
Berbagai macam gulma dari anggota Dicotyledoneae
termasuk dalam kelompok ini. Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa
budidaya. Kompetisi terhadap tanaman utama berupa kompetisi cahaya. Daun
dibentuk pada meristem
pucuk dan sangat sensitif terhadap kemikalia. Terdapat stomata pada daun terutama
pada permukaan bawah, lebih banyak dijumpai. Terdapat tunas-tunas pada nodusa, serta titik tumbuh
terletak di cabang. Contoh gulma ini ceplukan
(Physalis angulata L.), wedusan (Ageratum conyzoides L.), sembung rambut (Mikania
michranta), dan putri malu (Mimosa pudica).
6.
Berdasarkan asalnya, gulma dikelompokan ke dalam :
a. Gulma obligat (obligate weeds) adalah gulma yang tidak pernah
dijumpai hidup secara liar dan hanya dapat tumbuh pada tempat-tempat yang
dikelola oleh manusia. Contoh Convolvulus arvensis, Monochoria vaginalis,
Limnocharis flava.
b. Gulma fakultatif (facultative weeds) adalah gulma yang tumbuh secara
liar dan dapat pula tumbuh pada tempat-tempat yang dikelola oleh manusia.
Contohnya Imperata cylindrica, Cyperus rotundus Opuntia sp.
7.
Berdasarkan parasit
atau tidaknya, gulma dibedakan dalam :
a. Gulma non parasit, contohnya Imperata cylindrica,
Cyperus rotundus.
b. Gulma parasit, dibedakan lagi menjadi :
1) Gulma parasit sejati, contoh Cuscuta australis (tali
putri).
Gulma ini tidak mempunyai daun,
tidak mempunyai klorofil, tidak dapat melakukan asimilasi sendiri, kebutuhan
akan makannya diambil langsung dari tanaman inangnya dan akar pengisapnya
(haustarium) memasuki sampai ke jaringan floem.
2) Gulma semi parasit, contohnya Loranthus pentandrus.
Gulma ini mempunyai daun, mempunyai
klorofil, dapat melakukan asimilasi sendiri, tetapi kebutuhan akan air dan
unsur hara lainnya diambil dari tanaman inangnya dan akar pengisapnya masuk
sampai ke jaringan silem.
3) Gulma hiper parasit, contoh Viscum sp.
Gulma ini mempunyai daun, mempunyai
klorofil, dapat melakukan asimilasi sendiri, tetapi kebutuhan akan air dan hara
lainnya diambil dari gulma semi parasit, dan akar pengisapnya masuk sampai ke
jaringan silem.
Daftar Gulma yang hidup pada hutan
DIPTEROKARPA Indonesia
- Alocasia longiloba (Araceae) sejenis tanaman keladi hutan.
- Alpinia sp. (Zingiberaceae).
- Bauhinia lingua DC (Caesalpiniaceae) seperti tanaman merambat, daunya berbentuk hati simetris dan dapat menutup pada malam hari.
- Clidemia hirta (L) D.Don (Melastomataceae).
- Calathea sp. (Marantaceae).
- Ageratum conyzoides L. (Asteraceae).
- Eupatorium odoratum L. (Asteraceae) memiliki bentuk dan struktur yang sama dengan Ageratum c.L.
- Melastoma malabatricum L (Melastomataceae).
- Hyptis capitata jacq (Lamiaceae).
- Sesbania sesban L. (Leguminosae).
- Merremia umbellata L. Hallier f. (Convolvulaceae).
- Nephrolepis falcata (Cav.) C.Chr. (Oleandraceae).
- Stenochlaena palutris (Burm.f.) Bedd. (Blechnaceae).
- Lycopodium cernuum L. (Lycopodiaceae).
- Gleichenia linearis (Burm.) Clarke (Gleicheniaceae).
- Lygodium circinatum (Burm.f.) Sw. (Schizaeaceae).
- Lygodium microphyllum (Cav.) R.Br. (Schizaeaceae).
- Selaginella willdenovii (Selaginellaceae).
- Blechnum orientale L. (Blechnaceae).
- Piper aduncum L. (piperaceae).
- Selaginella sp. (Selaginellaceae).
- Piper betle L. (Piperaceae) atau sirih.
- Mimosa pudica L. (Fabaceae) atau putri malu.
- Scleria puspurascens Benth. (Cyperaceae) sejenis rerumputan.
- Imperata cylindrica (L.) Beauv. (Poaceae) sejenis alang-alang.
- Centotheca lappacea (L.) Desv. (Poaceae) atau rumput liar.
- Solanum torvum Swartz (Solanaceae).
- Echinocloa colonum (L.) Link (Poaceae) sejenis rerumputan.
- Erechtites valerianifolia (Spreng.) DC. (Asteraceae).
- Toxocarpus longipetalus Merr. (Lauraceae).
Pengendalian Gulma
Gulma yang selalu tumbuh di sekitar
pertanaman (crop) mengakibatkan penurunan laju pertumbuhan serta hasil
akhir. Adanya gulma tersebut membahayakan bagi kelangsungan pertumbuhan dan
menghalangi tercapainya sasaran produksi pertanaman pada umumnya. Usaha manusia
dalam mengatasi hal tersebut dapat berupa pemberantasan atau pengendalian,
tergantung pada keadaan tanaman, tujuam bertanam, dan biaya. Budidaya pada
tanaman dan pengelolaan masih merupakan usaha yang cukup memadai dalam
pertanian. Dengan ditemukannya herbisida, peristiwa peracunan dan dosis dalam
derajad pengendalian masih perlu dipertimbangkan, demikan pula tentang
selektivitas “mode of action” dan efek residu. Pemberantasan gulma dilaksanakan
bila gulma itu benar-benar “jahat”, tumbuh di suatu tempat tertentu dalam
lintasan yang cukup sempit dan dapat membahayakan lingkungan. Dengan demikian
tujuan pemberantasan gulma semata-mata untuk membasmi tumbuhnya tumbuhan itu
selengkapnya.
Adapun pengendalian dilaksanakan,
bila gulma tumbuh pada area tertentu disekitar pertanaman, dan tidak seluruh
waktu tumbuh gulma akan mempengaruhi pertumbuhan pertanaman seluruhnya. Hanya
pada saat-saat tertentu (saat periode kritis) saja gulma tersebut harus
diberantas. Dengan demikian tujuan pemberantasan dan pengendalian gulma
berbeda. Pengendalian gulma dilaksanakanpada saat tertentu, yang bila tak
diberantas pada saat itu akan benar-benar menurunkan hasil akhir pertanaman.
Pengendalian terhadap gulma yang berkembang luas dan sulit untuk dibasmi secara
menyeluruh, bila dikerjakan akan memakan biaya cukup mahal dan hasil pertanaman
secara ekonomis tidak memadai. Pengendalian gulma hendaknya dilaksanakan jika
kita telah memiliki pengetahuan tentang gulma itu. Bagaimana gulma itu
dibiakan, disebarkan, bagaimana bereaksi dengan perubahan lingkungan, dan
bagaimana dapat beradaptasi dengan lingkungan tersebut, ataupun bagaiman
tanggapnya terhadap perlakuan zat kimia, serta panjang siklus hidupnya, seperti
annual, biennial, dan perennial. Namun panjang siklus hidup ini beragam dengan
beda iklim.
Dengan pengalaman pengetahuan di
atas, pengendalian gulma dapat dibagi menjadi beberapa golongan yaitu
secara:
A. Mekanik
Pengendalian gulma dengan cara ini hanya mengandalkan
kekuatan fisik atau mekanik, baik dengan tangan biasa, alat sederhana maupun
alat berat.
- Pencabutan dengan tangan atau disebut penyiangan dengan tangan
Cara semacam ini sangat praktis, efisien, dan terutama murah
jika diterapkan pada suatu area yang tidak luas. Pencabutan dengan tangan
ditujukan pada gulma annual dan biennial. Untuk gulma perennial pencabutan
semacam ini mengakibatakan \terpotong dan tertinggalnya bagian di dalam tanah
yang akhirnya kecambah baru dapat tumbuh. Pencabutan bagi jenis gulma yang
terakhir ini menjadi berulang-ulang dan pekerjaan menjadi tidak efektif. Pada
taman, cara pencabutan akan berhasil akan baik bila diberi air sampai basah
benar, sehingga memudahkan pencabutan. Pelaksanaan pencabutan terbaik adalah
pada saat sebelum pemebentuksn biji.
- Bajak tangan.
Alat semacam ini dinamakan most satisfactorily meets the
weeds. Alat ini sangat berguna pada halaman dan sebagai alat tambahan
pengolah tanah dalam penyiangan di segala jenis barisan pertanaman. Jenis gulma
perennial yang persisten dapat pula diberantas dengan alat ini. Dalam 3 sampai
4 bulan pertama pembajakan dengan intrval 10 harian dianjurkan. Alat ini sangat
praktis pula dilaksanakan pada tempat yang tak dapat dijangkau dengan alat
berat maupun herbisida.
- Pengolahan tanah
Suatu usaha yang cukup praktis pada pengendalian gulma
annual, biennial, perennial, ialah cara pengolahan tanah. Dalam pengendalian
gulma annual cukup dibajak dangkal saja. Dengan cara ini gulma tersebut
dirusakkan bagian atas tanah saja. Sedang untuk biennal bagian atas tanah dan
mahkota, dab bagi perennial kedua bagian di bawah dan di atas tanah dirusakkan.
Kebanyakan gulma annual dapat dikendalikan hanay dengan sekali pemberoan. Bila
tanah banyak mengandung biji gulma yang viabel, maka perlu diikuti tahun kedua
dengan pertanaman barisan dan pengolahan yang bersih untuk mencegah pembentukan
biji. Sedangkan untuk gulma perennial, pemberoan semusim belum cukup. Sebaiknya
perlakuan digaabung dengan pengunaan herbisida dan pengolahan yang bersih.
Metoden ini cukup memadai dan beragam dengan spesies gulma, usia infestasi dan
sifat tanah, kesuburan serta kedalaman air tanah. Gulma perennial yang berakar
dangkal sekali pembajakan cukup dapat mereduser, dengan “membawa” akar ke
atas dan dikeringkan. Pembajakan di atas akan menekan pemebentukan dan tunas
baru. Untuk gulma perennial berakar dalam pembajakan berulangkali dan pada
interval teratur akan menguarangi perkembangannya. Perlakuan ini akan menguras
cadangan pangan dalam akar dengan berulangkali merusak bagian atas. Pada tanah
ringan dan kurang subur perlakuan tersebut sangat berhasil. Dari pengolahan
tanah dapat disimpukan bahwa penimbunan titik tumbuh gulma dan mengganggu
sistem perakaran dengan pemotongan akar dapat membuat gulma mati, karena
potongan-potongan akar dapat mengering sebelum pulih kembali.
- Penggenangan
Pelaksanaan penggenangan pada umumnya berhasil untuk gulma
perennial. Penggenangan dibatasi dengan galangan, dengan tinggi kurang lebih
15-25 cm selama 3-8 minggu. Sebelumnya dibajak terlebih dahulu dan tak
dibenarkan ada tumbuhan yang mencuat di atas permukaan air. Gulma “ganas” yang
perennial dan tumbuh dengan padi sawah pada umumnya diberantas dengan cara ini
dan sangat berhasil pada tanah ringan, sedang pada tanah keras dianjurkan.
Penggenangan dapat berhasil dengan memuaskan bila ketinggian air tidak
menyebabkan pertumbuhan baru, namun informasi andal tentang penggenangan ini juga
masih belum lengkap.
- Panas
Suhu tinggi menyebabkan panas. Panas dapat mengkoagulasikan
protopalsma dan mengurangi enzim. Titik mati menyebabkan sel tanaman karena
panas terletak antara 45◦-55◦. Api atau uap panas
sehubungan dengan pengendalian gulma mempunyai tujuan untuk: menghancurkan
bagian atas gulma yang telah tua atau terpotong oleh alat lain (api), pada
tempat berbatu atau jalan kereta api, uap panas dan hembusan api dapat
dikerjakan lebih praktis, pada barisan tanaman kapas biji gulma yang berkecambah
dapat dibasmi oleh hembusan api, yang dikerjakan berulang kali sejak batang
tanaman bergaris tengah kurang lebih 0,5 cm, panas sering untuk membasmi biji
yang terpendam (gulma perennial).
Pembakaran lebih sering untuk menghilangkan samapah bekas
tanaman daripada sebagai cara pengendalian. Hanya sebagian kecil biji gulma
dapat selamat, apabila masuk dalam celah-celah tanah, ikut “drift” dari angin
atau aliran air. Di lain pihak, api dapat memacu perkecambahan biji gulma
tertentu yang tertimbun tanah sangat dangkal. Meskipun pembakaran gulma tua
tidak begitu memadai, namun dapat membantu dalam hal: menghindari bahaya
kebakaran, membersihkan aliran air, membunuh hama dan penyakit yang bersarang
pada gulma dari sisa bajakan atau potongan, dan menghilangkan samaph itu
sendiri.
- Pembubuhan mulsa
Untuk menghalangi sampainya cahaya matahari pada gulma dan
menghalangi pertumbuhan bagian atas, maka selapis bahan mulsa yang ditutupkan
di atas gulma akan sangat berhasil. Gulma perennial menghendaki selapis tebal
jerami, namun gulma yang mempunyai pertumbuhan vegetatif indertiminite kurang
sesuai dengan perlakuan ini. Tetapi perlakuan mulsa dengan jerami, dan
lain-lain, hanya dipergunakan dalam ukuran kecil saja.
B. Metode
Pola Tanam Atau Persaingan
Bercocok tanam dengan cara bergiliran akan meningkatkan kemampuan crop
(pertanaman). Masing-masing crop berasosiasi dengan sejenis gulma tertentu
dengan khas. Menanam crop seperti ini terus menerus (beruntun) dapat
mengakibatkan akumulasi gulma, oleh karena itu, perencanaan pergiliran tanaman
tidak boleh mengabaikan faktor gulma. Pergiliran tanaman memberi kemungkinan
segolongan gulma tidak mempunyai kesempatan mengganggu perkembangan pertanaman
berikutnya. Pesaing kuat bagi suatu pertanaman memberi banyak keuntungan. Misalnya,
pertanaman itu cepat tumbuh, berkanopi lebat sehingga cepat memberikan naungan
pada daerah di bawahnya, dan cepat masak untuk dipanen, karena persaingan yang
diperebutkan adalah cahaya, air, dan nutrisi, maupun ruangan.
C. Pengendalian
Gulma Secara Biologis
Telah diketahui bahwa insekta dan jamur merupakan hama dan penyakit bagi
pertanaman. Di lain pihak ada insekta yang memakan gulma, maka masalahnya
lain. Insekta tersebut jadinya dapat memberantas gulma. Sebagai contoh klasuik
ialah setelah diperkenalkannya sejenis penggerek Argentine (Cactoblastis
cactorum) di Queensland, maka kaktus (Opuntia) yang menghuni lahan
seluas kurang lebih 25 juta ha selama 12 tahun dapat ditekan sampai 95%.
Demikian pula pengenalan insekta pemakan daun (Chryssalnia spp.) di
California dapat menekan sejenis gulma. Namun perlu diingat bahwa penggunaan
musuh gulma tersebut harus hati-hati, jangan sampai setelah gulma dimangsa,
tanaman pun dapat pula diganggu. Tidak lazim, ada pula, sejumlah hewan ternak
yang memakan rerumputan secara teratur dapat menekan sejenis gulma.
D. Pengendalian
Gulma Secara Kultur Preventif (Pencegahan)
Pencegahan lebih baik daripada perawatan, karena itu harus menjaga benih
yang akan ditanamkan sebersih mungkin dan bebas dari kontaminasi dengan biji
gulma, juga pembuatan kompos harus sempurna, pengunaan alat pertanian harus
bersih, serta “menyaring” air pengairan agar tidak membawa biji gulma ke petak
pertanaman, ataupun lebih luasnya tidak membawa biji gulma masuk ke tempat
penampang air pengairan.
E. Pengendalian
Gulma Secara Kultur Teknis
Membiarkan tumbuhan tinggal pada suatu lahan dapat mengakibatkan tanah
“terpegang” oleh perakaran dan jatuhnya air hujat tertahan oleh kanopi,
akibatnya erosi dapat dikurangi. Namun demikian pada suatu lahan yang ditumbuhi
sejenis atau beberapa jenis gulma, bila lahan tersebut hendak ditanami dengan
crop, perlu diadakan pengiolahan lahan terlebuh dahulu. Pengolahan tanah yang
cukup dalam dan berulangkali dapat menghancurkan tumbuhnya kebanyakan gulma
meskipun tindakan semacam ini memerlukan tambahan tenaga. Saat pengolahan tanah
yang tepat perlu dipertimbangkan, yaitu sebelum pembentukan tunas, jangan
sampai gulma berbunga apalagi membentuk biji. Demikian pula, jenis alat
pengolah akan memberi pengaruh pada “bersihnya” pengolahan tanah dari gulma.
Alat pengolah yang sederhana sampai sempurna akan memberi beda pada timbulnya
gulma selanjutnya. Alat sederhana menggunakan tenaga manusia atau hewan, sedang
yang sempurna boleh disebutkan alat berat yang menggunakan mesin.
D. Pengendalian
Gulma Secara Ekologis
Memodifikasikan lingkungan yang mengakibatkan pertumbuhan tanaman
menmenjadi baik dan pertumbuhan tanaman menjadi baik dan pertumbuhan
gulma menjadi buruk adalah cara lain dalam pengendalian gulma. Misalnya
mengubah kedudukan air dan nutrisi dalam tanah saat tertentu (pada saat ada
atau tiada tanaman yang tumbuh pada suatu lahan), dengan cara pemberoan setelah
suatu tanaman dipanen, ataupun pemberoan yagn diberi genangan. Di lain pihak
membuat drainase bagi tanah berair dapat membantu pengendalian gulma dan
pengolahan lebih awal dapat dilaksanakan.
E. Pengendalian
Gulma Secara Terpadu
Akibat parahnya penekanan gulma pada pertumbuhan membuat para petani
berusaha dengan sunguh-sunguh dalam menanganinya. Suatu pengendalian gulma yagn
efektif melibatkan beberapa cara dalam waktu yang berurutan dalam suatu musim
tanam. Misalnya saja, satu jenis spesies pertanaman kurang mampu menekan
pertumbuhan gulma, pengendalian secara mekanik sendiri tidak sempurna dalam
mengatasi gulma tertentu. Maka timbul pemikiran bahwa paduan antara beberapa
cara pengendalian dalam satu musim tanam diharapkan dapat mengatasi masalahnya.
Seperti perpaduan antara pengendalian secara mekanik diteruskan dengan
pemberian herbisida pasca tumbuh, penggunaan herbisida pra-tumbuh dan lain lagi
perpaduan yang sekiranya dapat menekan infestasi gulma yang sulit untuk
dibasmi. Penentuan keputusan pelaksanaan pengendalian secara terpadu sangat
penting dalam keberhasilannya. Apakah perpaduan cara pengendalian itu menguntungkan
atau tidak. Kombinasi dalam perpaduan yang tepat akan memberikan hasil yang
maksimal dalam pengendalian gulma.
F. Pengendalian Gulma Secara Kimiawi
Pengendalian
gulma secara kimiawi adalah pengendalian gulma dengan menggunakan bahan kimiawi
yang dapat menekan atau bahkan mematikan gulma. Bahan kimiawi itu disebut
herbisida: herba=gulma dan sida=membunuh; jadi zat herbisida ialah zat kimiawi
yang dapat mematikan gulma. Pengendalian dengan cara ini membutuhkan alat
penyebar herbisida serta pengetahuan tentang herbisida itu sendiri, agar
pengendalian yang dilakukan dapat berhasil. Namun secara garis besar dapat
diutarakan disini bahwa ada dua golongan utama herbisida yang dengan sendirinya
penggunaannya memberikan konsekuensi tertentu pula. Dua golongan itu ialah herbisida
selektif dan herbisida non selektif. Kebanyakan herbisida akan lebih
efektif pada gulma daun lebar, bila besar konsentrasi herbisida yang
dipergunakan tepat dan tepat pula saat pemberian yang dibutuhkan. Sesuai dengan
waktu pemberian, maka herbisida dapat diberikan secara:
- Pra-pengolahan, sebelum pengolahan tanah, gulma yang di atas lahan diberi herbisida untuk memudahkan pengolahan.
- Pra-tanam, setelah pengolahan tanah dan sebelum tanam herbisida diberikan untuk menghambat pertumbuhan gulma dan memudahkan menanam.
- Pra-tumbuh, setelah tanam, herbisida diberikan sebelum tanaman maupun gulma muncul atau tumbuh.
Tentang arah penggunaan herbisida dengan alat penyemprot dapat diberikan
secara:
- langsung pada gulmanya
- langsung pada gulma yang tumbuh terpencar
- langsung pada gulma dalam larikan
- diberikan di atas tanaman
- diberikan pada keseluruhan tanaman pada gulma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar