Oleh : Anang
Budi Prasetyo,Sp
Burung ini merupakan
merupakan burung pemangsa (raptor), yang berburu
hewan lain untuk makanannya. Menggunakan
adaptasi khusus dan kemampuan unik, membuat mereka berbeda dengan mahluk yang
lain. Kemampuan visual yang luar biasa dan pendengaran yang tajam, adalah
bagian utama kemampuan berburu. Ditambah dengan cakar dan paruh, kemampuan
terbang dengan senyap, maka lengkaplah predator luar biasa ini.
Makanan utama sangat
tergantung jenis Burung Hantu. Sebagai contoh, Burung Hantu Scop dan Screech ( kuwek
Jw.) kebanyakan makan serangga.
Burung hantu yang lebih besar seperti Burung Hantu Elang, akan memangsa
kelinci, rubah muda, dan burung yang seukuran bebek. Beberapa jenis
mengkhususkan diri dengan memangsa ikan, seperti Ketupa dan Scotopelia.
Meskipun beberapa jenis memiliki kekhasan makanan, kebanyakan Burung Hantu
adalah oportunis, mereka akan mengambil mangsa apapun yang tersedia di
daerahnya.
Tyto alba merupakan spesialis dalam berburu mamalia tanah kecil,
dan kebanyakan mangsanya berupa hewan pengerat kecil.
Di Australia, tikus rumah merupakan makanan utama. Di Amerika dan Eropa, tikus
kebun adalah mangsa utama yang penting, kemudian curut, tikus, mencit. Mangsa
lain termasuk anak kelinci, kelelawar, kodok, kadal, burung dan serangga. Tyto
alba berbiak secara cepat sebagai respon terhadap ledakan populasi tikus.
Pada dasarnya kebutuhan
konsumsi sekitar 1/3 dari berat tubuh. Namun saat burung memelihara anak,
konsumsinya akan berkurang karena harus berbagi dengan anak. Untuk burung
berumur 2-4 minggu, rata-rata konsumsinya sekitar 2-4 ekor tikus per malam.
Untuk umur 3-5 minggu, mengkonsumsi sekitar 5-10 ekor per malam. Di Amerika,
sepasang induk dengan lima anak, dapat mengkonsumsi sekitar 3000 ekor hewan
pengerat dalam satu musim berbiak.
Tyto alba dewasa berburu sesaat
setelah senja, dan perburuan berikutnya sekitar 2 jam menjelang fajar. Namun
jika mereka sedang membesarkan anak, mereka akan aktif berburu sepanjang malam.
Sangat jarang sekali dijumpai Tyto alba berburu pada siang hari. Jika
ada kejadian perburuan di siang hari, bisa diduga burung tersebut sedang
mengalami kelaparan.
Burung Hantu secara umum
memiliki area perburuan jauh dari tepat bertengger sehari-hari. Kebanyakan
jenis berburu dari suatu tenggeran, seperti dahan rendah, tunggul, atau pagar.
Mereka akan menunggu mangsanya muncul, dan akan menyambar dengan sayap terbuka,
kaki dijulurkan kedepan. Beberapa jenis akan terbang melayang dari satu
tenggeran ke yang lain sebelum menangkap mangsa. Pada beberapa kasus, Burung
Hantu langsung menyergap mangsa, dengan membentangkan sayap pada saat terakhir.
Beberapa jenis memilih untuk
soaring, atau terbang berputar, mengamati
mangsa yang cocok di tanah. Saat sasaran ditemukan, burung akan terbang
langsung, menjaga posisi kepala segaris. Saat burung menarik kepala kebelakang,
kakinya dijulurkan kedapan dengan cakar membuka lebar, dua kedepan, dua
kebelakang.
Burung Hantu dapat
mengadaptasi kemampuan berburu bergantung pada tipe mangsa. Serangga dan burung
kecil dapat disergap di udara, kadang setelah diusir dari tajuk pohon atau
semak oleh Burung Hantu. Sekali tertangkap, mangsa kecil dibawa dengan paruh,
atau segera dimakan. Mangsa besar dibawa dengan cakar. Burung Hantu dapat
menyimpan kelebihan makanan di suatu tempat saat kondisi mangsa melimpah.
Tempat menyimpan dapat berupa sarang, lubang pohon, atau cabang batang.
Mangsa biasanya ditemukan
dengan cara membagi pandangan atas dan bawah, terutama pada padang rumput
terbuka. Tyto alba sangat mengandalkan terbang tanpa suara dan
pendengaran yang sangat kuat untuk menemukan mangsa. Suara sayap Tyto alba
teredam oleh tumpukan beludru pada permukaan bulunya. Sebagai tambahan, ujung
bulu sayap memiliki sisir halus yang meredam suara kepakan sayap.
Terbang dengan senyap
mencegah mangsanya mendengar, dan membantu pendengarannya sendiri. Lubang
telinga berada sedikit diatas kepala dan memiliki sudut yang berbeda.
Telinganya ditutupi oleh suatu bulu yang pendek, rapat dan fleksibel, yang
berubah fungsi sebagai cakram pemantul suara. Hal ini memberikan Tyto alba
kemampuan pendengaran yang sangat sensitif dan terarah. Hal ini membuatnya
mampu menemukan mangsa pada kondisi gelap total.
By : Anang Budi Prasetyo,SP
Koordinator BPP
Kec. Gading