By :
Anang Budi Prasetyo,SP
Penyuluh BPP Kecamatan Gading
Kabupaten Probolinggo
Banyak cara untuk membedakan Love
Bird Jantan dan Betina, Selain itu membedakan jenis kelamin lovebird termasuk
pekerjaan gampang-gampang susah. Gampang untuk jenis-jenis tertentu tetapi
susah untuk jenis lainnya, apalagi kalau masih anakan. Untuk membedakan
jenis kelamin lovebird bisa digunakan cara sederhana sampai yang ilmiah. Bahkan
penangkar kawakan pun sering salah memasangkan lovebird. Adalah Bapak Putus,
penangkar lovebird lutino yang sudah lama beternak, mengakui hal
itu. Sebab, betina-betina atau jantan-jantan bisa saja kawin. Untuk
referensi masalah ini, silakan Anda meluncur ke halaman khusus tentang
Lovebird.
A. Berdasarkan penampilan luar.
Menurut Siti Nuramaliati, berdasar tingkat kesulitan untuk
membedakan jenis kelamin lovebird (dan burung secara umum) maka dapat dibedakan
3 kelompok lovebird. Ketiga kelompok tersebut adalah kelompok dimorfik (jenis
kelaminnya sangat jelas dapar dibedakan), kelompok intermediate (jenis
kelaminnya agak sulit dibedakan dari penampilan burung), dan kelompok lovebird
kacamata (perbedaan jenis kelaminnya tidak konsisten). Namun secara umum pada banyak
jenis lovebird relatif mudah dibedakan jenis kelaminnya dengan melihat pada
penampilan luarnya.
a. Kelompok lovebird dimorfik
Beberapa jenis lovebird yang termasuk dalam kelompok dimorfik di antaranya
lovebird abisinia, lovebird madagaskar dan lovebird muka merah.
1. Lovebird abisinia (Agapornis
taranta) – Lovebird jantan berat badan 65 gram, dahi berwarna merah. – Lovebird
betina berat badan 55 gram, dahi berwarna hijau.
2. Lovebird madagaskar (Agapornis
cana) – Tidak ada perbedaan berat badan antara lovebird jantan dan lovebird
betina. – Lovebird jantan kepala dan leher berwarna abu-abu – Lovebird betina
bulu tubuh keseluruhannya berwarna hijau
3. Lovebird muka merah (Agapornis
pullaria) – Lovebird jantan: dahi dan muka berwarna merah-oranye, tunggir (bulu
di atas pantat, di bawah ujung lipatan sayap) berwarna biru muda, bulu terbang
dan bagian bawah bulu sayap berwarna hitam. – Lovebird betina dahi dan muka
lebih didominasi warna oranye dibandingkan warna merah, bagian bulu penutup
sayap berwarna hijau dan di tepi sayap berwarna kekuningan.
b. Kelompok intermediate Dua jenis
lovebird yang termasuk dalam kelompok intermediate adalah lovebird black
collared dan lovebird muka salem.
1. Lovebird black collared
(Agapornis swinderniana) Lovebird jantan dan betina sangat sulit dibedakan dan
tampak serupa dalam penampilan luarnya. 2. Lovebird jantan dan betina serupa
dalam penampilannya, meskipun pada umumnya lovebird betina mempunyai bulu di
bagian kepala dengan warna yang lebih pucat.
c. Kelompok lovebird kacamata Empat
jenis lovebird yang termasuk dalam kelompok lovebird kacamata adalah lovebird
nyasa (Agapornis lilianae), lovebird pipi hitam (Agapornis nigrigenis),
lovebird topeng (Agapornis personata), lovebird fischer (Agapornis ficheri).
Keempat jenis lovebird ini sangat
sulit dibedakan antara jantan dan betina. Meskipun demikian ada sedikit
perbedaan berat badan antara jantan dan betinanya. Satu keunikan dari lovebird
kelompok kacamata adalah pada saat menjelang musim berkembangbiak burung betina
akan membawa bahan sarang di bawah bulu tunggir dan bulu punggung bagian bawah.
B. Membedakan jenis kelamin tidak
berdasarkan penampilan luar.
Pada jenis lovebird yang tidak dapat
dibedakan jenis kelaminnya berdasarkan penampilan luarnya yang spesifik maka
akan sulit untuk membedakan lovebird jantan dan lovebird betina. Pada kejadian
ini makan ada beberapa cara untuk digunakan memnedakan lovebird jantan dan
lovebird betina.
a. Bentuk tubuh. Lovebird betina
cenderung memiliki tubuh yang kekar dan lebih berat. Namun kriteria ini tidak
mutlak sifatnya.
b. Warna Lovebird jantan mempunyai
warna yang lebuh terang dari lovebird betina. Meskipun demikian hal itu tidak
selalu benar karena warna bulu juga tergantung pada makanan, iklim, dan variasi
geografis.
c. Cara bertengger Lovebird betina
bertengger dengan jarak antarkaki lebih lebar dibandingkan lovebird jantan.
d. Bentuk ekor Lovebird betina
mempunyai ekor dengan bentuk lebih rata dibandingkan pada ekor lovebird jantan
yang berbentuk agak meruncing.
e. Membangun sarang Kegiatan
membangung sarang lebih intensif dilakukan oleh lovebird betina ketimbang
jantan. Lovebird menggigit-gigit di luar sarang pada cabang-cabang dan batang
yang lebih tebal. Lovebird betina akan megambil kulit kayu dan mengumpulkannya
untuk membuat sarang, sedangkan lovebird jantan menyuapi lovebird betina. Namu
hal ini juga tidak mutlak karena ada lovebird jantan yang juga aktif
mengumpulkan bahan sarang.
f. Perabaan pada tulang pubis (supit
urang). Lovebird memiliki dua tulang pubis (supit urang) pada bagian
pinggulnya. Pada musim berkembang biak, tulang pubis lovebird betina menjadi
lebih elastic dan jarak antara kedua tulang pubis tersebut melebar karena
pengaruh hormone. Keadaan tersebut dapat dirasakan dengan rabaan tangan. Pada
lovebird jantan, jarak antara dua tulang pubis tersebut sempit. Teknik perabaan
ini hanya dapat digunakan bila kegiatan seksual lovebird betina dengan aktif.
g. Pemeriksaan dengan alat
laparoscopy Untuk mengetahui jenis kelamin lovebird juga bisa dilakukan dengan
menggunakan alat laparoscopy. Lovebird yang akan diperiksa jenis kelaminnya
harus dibius dulu. Setelah itu dilakukan operasi kecil pada bagian kiri tubuh
burung di antara tulang rusuk, tulang pinggang dan tulang paha. Dari bagian
yang dioperasi itu dimasukkan alat laparoscopy untuk melihat ada tidaknya ovary
(indung telur). Jika ada ovari maka lovebird tersebut dipastikan betina. Cara
ini hanya bisa dilakukan jika burung sudah dewasa.
h. Pemeriksaan DNA Cara lain untuk
mengetahui jenis kelamin lovebird adalah dengan menguji DNA yang dapat
diperoleh dari darah atau bulu burung. Setelah DNA diekstrak dengan larutan
tertentu dan proses lebih lanjut, lalu hasilnya dipotret dengan Polaroid.
Apabila dalam foto tersebut terlihat dua pita maka lovebird tersebut dapat
dipastikan berkelamin betina. Namun jika terlihat hanya satu pita, lovebird itu
bias dipastikan jantan.
Cara ini dianggap lebih cepat dan
hasilnya lebih akurat. Namun biaya uji DNA sangat mahal. Selain itu di
Indonesia belum banyak laboratorium yang menawarkan jasanyan untuk memeriksa
jenis kelamin burung dengan uji DNA.
Pada jenis lovebird yang tidak dapat
dibedakan antara jantan dan betinanya berdasarkan bentuk tubuh dan warna
bulunya sering terjadi kesulitan untuk memperoleh pasangan yang sesuai,.
Sering terlihat dua ekor jantan
berperilaku seperti pasangan lovebird yang berlainan jenis. Hal yang sama juga
terjadi pada dua lovebird betina. Bahkan pada pasangan lovebird betina ini
apabila bertelur maka jumlah telurnya akan lebih banyak dari pasangan yang
normal, tetapi telur tersebut tidak fertile alias tidak akan menetas jika
dierami.
Hal yang membedakan antara pasangan
jantan-jantan dan betina-betina adalah pada pasangan jantan-jantan tidak akan
membuat sarang karena perilaku itu hanya milik lovebird bertina.
Ada yang menyatakan bahwa lovebird
jantan adalah yang menyuapi pasangannya sedangkan betina yang disuapi. Tetapi
hal ini tidak benar karena lovebird betina juga sering menyuapi lovebird jantan
untuk menarik perhatian si jantan.
Juga tidak benar bahwa lovebird
betina memiliki paruh dan kepala yang lebih kecil ketimbang lovebird jantan.
Dan tidak tentu benar bahwa lovebird jantan memiliki kepala yang lebih lebar
dengan paruh yang lebih runcing.
Hal yang membedakan antara pasangan
jantan-jantan dan betina-betina adalah pada pasangan jantan-jantan tidak akan
membuat sarang karena perilaku itu hanya milik lovebird bertina.
Ada yang menyatakan bahwa lovebird
jantan adalah yang menyuapi pasangannya sedangkan betina yang disuapi. Tetapi
hal ini tidak benar karena lovebird betina juga sering menyuapi lovebird jantan
untuk menarik perhatian si jantan. Juga tidak benar bahwa lovebird betina
memiliki paruh dan kepala yang lebih kecil ketimbang lovebird jantan. Dan tidak
tentu benar bahwa lovebird jantan memiliki kepala yang lebih lebar dengan paruh
yang lebih runcing.